Rahim Pengganti

Bab 26 "Malam Bergairah 21+"



Bab 26 "Malam Bergairah 21+"

0Bab 26     

Malam bergairah 21 +     

Di lain tempat Della sedang kesal dengan tingkah laku suami nya yang berhasil membuatnya uring uringan. Wanita itu menghancurkan semua barang barang yang ada di dalam kamar, Della tidak suka di campakkan seperti saat ini. Entah mau ke mana Bian pergi, diri nya tidak tahu. Della juga berusaha untuk menghubungi Bian namun, ponsel pria itu tidak terhubung membuat Della sangat kesal akan hal itu.     

Brak!!!     

Della melempar ponselnya ke arah kaca, wanita itu menghancurkan kaca yang berdiri dengan diam di sana.     

"Mas Bian sialan. Ke mana dia pergi, laki laki itu sungguh tega meninggalkan aku seorang diri di sini. Lihat lah kamu Mas, aku akan balas semua hal yang sudah kamu lakukan kepada aku," pekik Della.     

***     

Pintu kamar terbuka dengan sangat kuat, membuqt Carissa yang masih merebahkan dirinya di atas tempat tidir terbangun dan menoleh ke arah Bian. Pria itu segera melangkahkan kakinya, dan berjalan menuju Caca lalu memeluk istrinya itu dengan begitu erat.     

"Kamu gak kenapa kenapa kan? Jangan buat Mas, jadi panik Ca. Mas panik banget tahu gak," ujar Bian.     

"Aku baik baik aja Mas. Kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya balik Carissa. Bukannya menjawab, Bian malahan semakin memeluk erat istrinya itu.     

Caca hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan suaminya itu, Carissa malas jika harus berdebat dengan Bian. Membiarkan Bian melakukan apapun, setelah cukup lama Bian dalam posisi memeluknya.     

Pria itu menatap istrinya, terdengar jelas helaan napas berat.     

"Aku panik banget saat mendengar kamu sakit. Rasanya jantung aku saat itu juga akan lepas," ucap Bian.     

Carissa terdiam, menatap suaminya. Tatapan yang begitu sulit diartikan, tatapan yang menurut Caca seperti bukan suaminya. Wanita itu tersenyum membuat hati Bian seketika lebih tenang.     

"Aku baik baik saja kok Mas. Kamu gak perlu, khawatir akan hal itu."     

Bian kembali memeluk istrinya dengan begitu erat. Mengusap punggung sang istri dengan penuh rasa cinta.     

"Kamu mandi sana Mas. Terus makan ya, biar aku bilang sama Bi Susi untuk menyiapkan semuanya," ujar Carissa. Bian menggelengkan kepalanya, pria itu tidak suka dengan usul yang di sampaikan oleh sang istri.     

"Kenapa Mas? Kamu pasti capek, kan. Jadi harus mandi, makan terus istirahat."     

"Nanti aja. Aku mau di sini sama kamu," ucapnya lalu mengambil posisi di samping Caca dan murah merebahkan tubuhnya, melihat hal itu membuat Caca terkejut. Namun, wanita itu juga menikmati dekapan yang diberikan oleh sang suami. Pelukan yang begitu hangat, dan membuat perasaan jadi semakin luar biasa.     

Hari semakin sore, bahkan saat ini langit sudah tertutup dengan cahaya gelap. Matahari sudah berganti dengan bulan, Caca terbangun dari tidurnya akibat rasa haus yang begitu dalam. Wanita itu beranjak dari tempat nya lalu, memcoba meraih cangkir yang ada di sana.     

Namun, tanpa sengaja Caca membuat cangkir tersebut, terjatuh dan pecah. Mendengar suara pecahan kaca tersebut, membuat Bian terbangun dari tidurnya. Pria itu segera duduk, dan bertanya kepada Caca.     

Terlihat jelas rasa takut, di wajah Bian. Caca mengatakan apa yang terjadi, mendengar hal itu membuat Bian bisa bernapas dengan lega. Pria itu menarik Caca dan membawanya ke dalam pelukannya.     

***     

Di sebuah kamar yang hanya ada cahaya lampu yang tidak terang, kedua orang pasangan berbeda jenis itu sedang saling memuaskan. Desahan demi desahan terdengar saling bersaut sautan.     

Membuat siapa saja yang mendengarnya, pasti akan terdiam. Suara yang dikeluarkan, nun membuat darah yang ada di dalam diri mereka mengalir dengan sangat deras.     

"Kamu begitu nikmat sayang," ucapnya sembari memacu laju dirinya diatas wanita tersebut.     

Hingga akhirnya keduanya, sampai dipuncak kenikmatan yang tiada Tara. Kenikmatan yang begitu indah dan dahsyat.     

"Della!!"     

"Aidan!!!"     

Keduanya saling memekik nama pasangannya, Aidan tersenyum melihat raut wajah puas milik Della. Pria itu kembali menghisap kedua bukit kembar milik Della, dengan satu tangannya meremas bagian lainnya.     

"Aku lelah," ucapnya. Mendengar ucapan itu Aidan melepaskan permainannya, lalu menatap ke arah Della.     

"Kamu yakin? Tubuh kamu meminta hal lebih sayang," bisiknya. Della menyerah, di saan dia sudah lelah tapi tubuhnya berkata lain. Keduanya kembali melanjutkan kegiatan panas mereka, saat ini Della berada di atas memaju mundurkan badannya.     

Racauan yang terdengar dari mulut Della, semakin membuat Aidan bergairah, pria itu kembali membalik Della untuk berada di bawahnya. Melumat bibir Della dengan penuh nafsu, kedua tangannya tidak tinggal diam saling meremas kedua bukit kembar itu.     

Hingga keduanya berkali kali mencapai puncak kenikmatan dunia. Aidan ambruk di atas tubuh Della, pria itu mengecup dahi Della cukup lama. Napas keduanya masih tersengal sengal nya, Aidan beranjak dari atas tubuh Della lalu membawa wanitanya kedalam pelukan tanpa melepaskan penyatuan mereka.     

"Tidurlah Sayang. Aku akan selalu ada di samping kamu," ucapnya.     

***     

Bian dan Caca sedang makan malam bersama, tidak ada pembicaraan yang berlebihan di antara mereka. Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar, sesekali Bian melirik ke arah istrinya itu. Mendecak kesal dengan pakaian yang digunakan oleh Caca. Baju tidur dengan belahan dada yang sangat rendah membuat Bian kesal.     

Bukan dirinya tidak suka melihat Caca seperti itu, namun jika ada orang lainnya yang melihatnya bagaimana. Meskipun, tidak akan mungkin kedua satpam dan tukang kebun masuk ke dalam rumah utama.     

Tapi tetap saja, Bian kesal dan tidak suka. Jika Caca ingin memakai pakaian seperti itu, harusnya saat di dalam kamar saja. Bukan di saat seperti ini.     

"Kamu kenapa Mas? Kok dari tadi seperti terlihat kesal," ujar Caca sembari menatap ke arah suaminya.     

"Kenapa pakai baju seperti ini di luar si. Kan bisa kamu pakai saat di dalam kamar, ini terlalu rendah belahannya aku gak suka," jawab Bian sewot. Mendengar jawaban yang ucapkan oleh suaminya itu membuat Caca tertawa.     

"Mas aku malas untuk ganti baju dua kali. Di sini juga kan gak ada orang, jadi gak masalah. Kan cuma kamu yang lihat," jawab Caca.     

Wanita itu segera beranjak dari tempatnya, mengambil bekas makanan mereka. Caca harus membereskan semuanya, kedua asistennya sudha Carissa minta untuk beristirahat. Sehingga pekerjaan ini harus dirinya kerjakan sendiri.     

Saat Carissa sedang mencuci piring, Bian datang mendekati sang istri memeluk Caa dari belakang. Hal itu membuat Carissa sedikit tersentak.     

"Aku mau cuci piring dulu Mas," ucapnya. Namun, Bian tidak mendengarnya, pria malahan mengecup kedua bahu Caca secara bergantian. Pria itu juga sedikit meninggalkan jejak, membuah Carissa merinding hingga akhirnya Bian membalik dirinya membuat keduanya saling menatap.     

Bian segera menyambar bibir milik, Caca melumatnya dengan penuh pelan. Pria itu melakukannya denhan hati hati, membuat Caca terbuai dan tanpa sadar Caca mengeluarkan desahan kecil. Bahkan wanita itu sudah tidak sadar jika pakaian yang dirnya gunakan hampir terbuka semuanya.     

"Jangan di sini Mas," ucap Caca. Segera Bian mengendong istrinya dan kembali mencium bibir manis milik Carissa membawa wanita itu ke dalam kamar tamu yang ada di lantai bawah, Bian membaringkan istrinya itu dan mulai melancarkan aksinya.     

###     

Hallo. Selamat malam, sorry yang kemalaman babnya. Semoga kalian tetap suka, dan jangan lupa review yang banyak dan juga kirimkan batu kuasanya.     

Love you guys, sehat sehat buat kalian semuanya yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.